Connect with us
Andrea Turk

Music

Andrea Turk: Paket Lengkap Musisi Muda Berbakat

Bagi Andrea, bermusik tak hanya menyanyi. Apa saja kemampuannya sebagai seorang musisi muda?

Kita mungkin punya banyak musisi muda yang potensial di Indonesia. Ada yang berasal dari keluarga musisi, jebolan dari ajang pencarian bakat, ada pula yang seperti Andrea Turk. Andrea yang menyukai musik sejak usia belia menulis lagu-lagunya sendiri dari usia sepuluh tahun. Ia juga telah merekam lebih dari 20 lagu dan album keduanya juga hampir rilis. Daftar prestasi dan kemampuannya masih sangat panjang. Untuk seorang gadis berusia hampir 19 tahun, ia sangat berbakat dan mengesankan.

Andrea Turk

Andrea Turk

Andrea dan musik

Kita akan melihat sosok Andrea sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati. Ia juga tidak neko-neko dalam berpakaian. Makeup maupun pakaiannya terlihat sederhana. Kadang feminin, kadang juga boyish. Ada sedikit sentuhan vintage dalam penampilannya, ini juga gaya andalannya ketika manggung. Selama nyaman, ia akan suka.

Salah satu kegiatan Andrea baru-baru ini yang ia posting di media sosial adalah belajar vokal klasik di Bandung. Ia memang sudah belajar di Jakarta kurang lebih lima tahun belakangan. Namun Andrea muda yang haus akan pengalaman baru ingin mencoba untuk belajar lebih banyak lagi. Ia berguru pada dua orang di Bandung. Satunya berasal dari Rusia, satunya lagi guru asli dari bumi Parahyangan. Di sela kesibukannya belajar musik, ia menyempatkan diri menjadi guest speaker di Radio Ardan saat itu.

Sebetulnya bagaimana Andrea bisa berkecimpung di dunia musik? Ini adalah paduan dari minatnya yang besar, juga dukungan dari kedua orangtua. Andrea yang biasa menulis lagu-lagunya sendiri di voice note bercerita, sebagian lagu yang ia tulis hilang karena ponsel lamanya rusak. Padahal sudah banyak lagu ciptaannya terkumpul. Ia juga sempat merekam video klip di Gunung Kintamani, Bali, sebagai salah satu arsip bermusiknya. Ini dilakukan sebelum Andrea terjun ke industri musik.

Awal mula Andrea mengenal musik adalah ia mulai mendengarkan lagu-lagu dari CD album Adele dan Ed Sheeran. Tanpa sadar, ia mampu menghapal seluruh lagunya di luar kepala. Lagu-lagu itu ia dengar sambil mengerjakan tugas sekolah ketika usianya 10 tahun. Andrea kemudian memutuskan untuk ikut lomba menyanyi di sekolahnya saat duduk di bangku kelas empat. Lagu yang ia pilih untuk dinyanyikan adalah lagu Glee berjudul Maybe This Time. Tak disangka penonton memberikan respon positif. Andrea juga meraih juara pertama. Inilah titik awal ia mulai menyukai dunia tarik suara.

Tak hanya berlatih menyanyi dan menulis lagu, ia juga belajar melakukan mixing dan mastering di ArtSonica Kelapa Gading. Rencananya Andrea juga akan belajar gamelan sebelum bertolak ke Amerika tahun ini untuk melanjutkan studi musiknya. Alasan ingin belajar gamelan karena ada mata kuliah gamelan dan sinden di silabus kampus. Ia diterima di banyak universitas musik sebelum akhirnya memilih salah satunya.

Di album pertamanya ada beberapa lagu yang enak didengar seperti Who We Are, Outsider, dan (You) Beautiful. Who We Are bahkan masuk tiga besar kategori penulisan lagu internasional. Keikutsertaan Andrea pada ajang ini berawal dari keinginannya mencari pengalaman dengan mendaftarkan diri ke kompetisi penulisan lagu. Ia lalu menemukan Young Songwriter Competition 2019 yang diselenggarakan oleh Song Academy, sebuah lembaga di Inggris.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Song Academy (@song_academy) on

Andrea mendaftarkan lima lagu ciptaannya sendiri juga satu-satunya yang mewakili Indonesia bahkan Asia. Ia juga satu-satunya peserta yang keempat lagunya masuk peringkat 30 besar. Lalu naik menjadi 10 besar. Hingga akhirnya menjadi tiga besar. Pengumuman pemenang sendiri baru akan diketahui Juni nanti. Sebagian lagu itu ia produksi di Swedia bersama produser yang berasal dari negara itu yaitu Olof Lindskog. Andrea juga bekerja sama dengan penulis lagu asal Australia, Hayley Aitkenn.

Lagu favoritnya dari album pertama adalah Outsider. Menurutnya lagu itu benar-benar menggambarkan perasaannya ketika banyak mengikuti kursus musim panas di luar negeri. Kadang ia merasa sebagai orang asing. namun melalui Outsider Andrea ingin menunjukkan bahwa itu tidak apa-apa. Kita harus tetap menikmati pengalaman tersebut.

Saat ini Andrea masih dalam proses produksi album keduanya yang direncanakan akan rilis  digital maupun fisik. Andrea ingin menjajal album dalam bentuk CD dan vinyl. Harapannya pembuatan album ini selesai sebelum ia mulai kuliah. Bila menilik pada album pertama, ia sempat melakukan kolaborasi dengan Indra Perkasa, Mery Kasiman, dan Petra Sihombing. Lalu siapakah rekan kolaborasinya di album kedua? Nanti kita lihat ketika albumnya keluar. Andrea memberikan sedikit bocoran bahwa di album kedua ini ia juga akan menampilkan kemampuan bernyanyi rap.

Andrea juga memiliki daftar nama yang ingin ia ajak berkolaborasi di masa depan seperti Dewa Budjana, Emir Hermono, dan Eka Gustiwana. Untuk musisi luar, ia sangat mengimpikan bekerja sama dengan Finneas O’Connell, kakak dari Billie Eilish. Ia merasa Finneas akan sangat cocok dengannya dalam bermusik. Menurutnya lagu yang diproduksi Finneas sangat menarik dalam segi sound, misalnya suara efek pintu yang ditutup.

Andrea, a DIY musician

Di zaman yang sudah maju ketika siapapun bisa dengan mudah menjadi penyanyi dan membuat video klipnya sendiri, ia ingin menonjolkan kemampuannya itu. Menulis lagu? Merekam musik? Membuat video klip? Menjadi produser? Ia sudah melakoni semua peran tersebut. Andrea lebih dari mampu. Bisa dibilang, ia memiliki kriteria sebagai satu paket lengkap seorang musisi muda berbakat. Satu lagi kelebihan Andrea yang lain: ia tak mau hanya dibatasi satu genre saja. Ia mau menjajal semuanya. Maka dari itu ia ingin disebut sebagai DIY musician.

Saat ini Andrea banyak dipengaruhi genre pop karena banyak mendengarkan lagu dari musisi Billie Marten. Menurutnya lagu-lagu ciptaan Billy dapat terekam kuat di dalam kepalanya. Ada beberapa subgenre pop yang sedikit banyak memengaruhi Andrea seperti ballads, alternatif pop, dan synthpop. Di luar itu ia juga menyukai folk, bossanova, dan berbagai musik eksperimental lainnya. Lagu-lagu Andrea bisa didengarkan di beberapa platform music streaming, salah satunya Spotify.

Ada beberapa workshop bermusik yang pernah diikuti oleh Andrea. Di antaranya NYU Steinhardt Vocal Contemporary Workshop Summer Program 2017, Berklee 5-Week Summer Program 2016, NYU Steinhardt Songwriter Workshop Summer Program (2017-2018), dan NYU TISCH Clive Davis Institute of Recorded Music 2018. Kegiatan pertama yang ia sebut adalah saat ia berjumpa dengan Vanessa Williams. Musisi berkebangsaan Amerika itu sempat memuji bahwa ia bisa mendengar lagu Andrea diputar di radio. Itulah salah satu momen yang memantik semangat Andrea dalam bermusik.

Andrea pernah menjadi salah satu opening act pada konser The Chainsmokers di Jakarta tahun lalu. Ada beberapa nama musisi Indonesia lain pada konser tersebut seperti misalnya Dipha Barus, Chandra Liow, dan Kalula. Awalnya ia tak mengira akan mendapatkan kesempatan tersebut. Andrea hanya berpikir bisa saja keikutsertaannya dibatalkan. Namun hari ketiga menjelang konser, ia benar-benar bersemangat. Andrenalinnya terpacu. Ia membawakan tiga lagu, salah satunya adalah kolaborasinya dengan Weird Genius berjudul Rainbow. Lagunya hingga saat ini belum rilis. Lagu ini dikerjakan hanya dalam waktu dua minggu saja dan Andrea juga ikut serta dalam penulisan liriknya.

Berdasarkan hasil interview dengan Andrea Turk 28 Mei 2019.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Andrea Putri Turk (@andreapturk) on

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect