Connect with us
Zayn
Photo via NME.com

Music

Zayn: Nobody Is Listening Album Review

Didapuk sebagai rilisan paling personal, guitar-centric R&B album dari Zayn ini sayangnya justru skip-able.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah ‘Icarus Falls’ meluncur pada 2018, Zayn akhirnya kembali dengan album solo ketiga. ‘Nobody Is Listening’ dijanjikan sebagai “most personal project to date.” Dimana mantan personil One Direction ini memegang kendali sepenuhnya secara musikalitas dan kreativitas.

‘Nobody Is Listening’ hadir hanya beberapa bulan sejak kelahiran anak pertama Zayn dengan sang pasangan: supermodel Gigi Hadid. Meluncurnya album ini, dengan iming-iming catatan personal dari Zayn, membuat penggemar (dan pendengar setia One Direction) berharap akan ada cerita lebih. Entah itu dari percintaan sang pop star yang baru menginjak usia 28 tahun tersebut. Sampai bagaimana menjadi orangtua baru.

Sayangnya, harapan penggemar tidak tercapai.

‘Nobody Is Listening’ kurang dalam untuk merefleksikan cerita, perasaan, bahkan pengalaman yang dialami oleh Zayn. Tema Sex and Love yang diangkat dalam lirik untuk sederet track mungkin menggambarkan hubungan percintaan dengan Gigi Hadid. Selain itu, track demi track untuk ‘Nobody Is Listening’ terdengar hanya sebagai narasi kosong bila harus dikaitkan sebagai proyek personal sang penyanyi.

“My brain lives with the cannabis/Can I resist the dark abyss?” menjadi lirik layaknya puisi picisan yang ditawarkan melalui track pertama “Calamity.” Pembukaan yang terdengar kurang menjanjikan dengan Zayn merapalkan puisi dengan latar belakang instrumental minimalis. “Calamity” bahkan bisa dibilang lebih cocok menjadi outro daripada intro track. Meski Zayn berusaha membangkitkan lagu yang ia tulis sendiri tersebut dengan permainan vokal pada chorus, “Calamity” tetap terdengar mengecewakan.

Track kedua sekaligus lead single untuk album ini, “Better,” truly is better. Kali ini Zayn benar-benar memaksimalkan warna suara dengan liukan falsetto yang memang menjadi daya tarik utamanya. Gitar distorted yang diusung di lagu ini cukup berpadu manis dengan vokal Zayn. Hanya saja, vibe ala Frank Ocean di “Better” sayangnya justru terdengar kurang dinamis. Intro sempurna yang dibangun Zayn harus melebur menjadi ketiadaan ketika lagu berakhir. Walau lebih baik sebagai lead single, “Better” tetap tidak cukup esensial.

Perpindahan dari satu track ke track berikutnya tidak memberikan gairah yang cukup berarti. Bahkan di beberapa track, seperti “Outside,” tidak akan menyadari ketika lagu berakhir dan bergeser ke track berikutnya. Entah itu karena kemiripan irama dan beat monoton yang digunakan. Atau Zayn yang tidak terlalu dalam mengeksplorasi masing-masing track.

“Vibez” merupakan single pertama yang dirilis dari ‘Nobody Is Listening’ dan menjadi lagu cinta yang cukup memanjakan telinga. Zayn sepertinya lebih memahami potensial yang dimiliki, dengan semakin mengedepankan irama dan beat R&B. Warna vokal sang penyanyi memang paling pas untuk genre ini. Walau ini berarti Zayn akan dikotakkan dalam satu genre itu saja.

Selain musikalitas yang lebih tertata apik dari track sebelumnya, “Vibez” masih memiliki kedangkalan lirik. “Imma do all the things,” nyanyinya, disusul dengan deretan lirik yang mudah ditemukan pada banyak lagu-lagu sex-R&B lain.

Untuk “When Loves Around”, Zayn menggandeng Syd, penyanyi neo-soul dari The Internet. Tempo yang sedikit meningkat di track ini nahasnya masih juga tidak menghadirkan gairah yang cukup. Lagi-lagi Zayn kurang maksimal dalam meramu track yang seharusnya dapat menjadi highlight untuk guitar-centric R&B album ini. Irama yang mengikuti vokal-setengah-hati dari Zayn dan soulful Syd memiliki potensi untuk ditingkatkan lagi.

Over-produced irama R&B dari track sebelumnya bisa dimaafkan dengan hadirnya “Connexion.” Bila di “When Loves Around” Zayn menjanjikan pernikahan, “Connexion” memastikan sang penyanyi sudah siap untuk “go head first into the unknown.” “Connexion” kaya akan elemen musik yang mengingatkan pendengar akan Daniel Caesar, atau bahkan H.E.R. Instrumen terompet yang disisipkan juga memberikan perubahan yang akhirnya berarti.

“Sweat” yang menjadi track selanjutnya juga hadir dengan memuaskan. Zayn lagi-lagi sukses memperlihatkan vokalisasi memukau, dengan warna suara yang sangat khas. Chorus pada track ini saja yang akhirnya menjadi highlight untuk ‘Nobody Is Listening’. Tema sex and love yang dikedepankan semakin kental pada track “Windowsill.” Menggandeng rapper Devlin, “Windowsill” sanggup membuat pendengarnya bergoyang dengan musik dan lirik yang catchy. Tidak perlu diragukan, “Windowsill” menjadi juara di album ini.

Sebagai album yang digadang-gadang memiliki makna personal untuk Zayn, ‘Nobody Is Listening’ memiliki banyak kekurangan. Kurangnya eksplorasi, baik itu secara lirik dan juga musikalitas merupakan diantaranya. Sisi apik dari album ini hadir melalui karakter serta warna suara Zayn, yang memang tidak bisa disangkal sebagai salah satu vokalis terbaik di One Direction pada zamannya. Meski di beberapa bagian, vokal Zayn justru terdengar setengah hati. Tidak ada teknik khusus atau bahkan lonjakan berarti yang diperlihatkan sang penyanyi dalam 11 track untuk ‘Nobody Is Listening’.

Sedangkan selain itu, track demi track di ‘Nobody Is Listening’ dengan mudah masuk ke kategori skip-able. Sayang memang, mengingat Zayn menyebut ‘Nobody Is Listening’ sebagai “the music he has always wanted to.”

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect