Connect with us
Review Miniseries When They See Us
Netflix

TV

When They See Us Review

Kisah tragis yang menyorot ketimpangan rasial di Amerika Serikat.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada tahun 1989, seorang perempuan yang sedang berolahraga di Central Park, New York diserang dan diperkosa oleh seseorang. Perempuan tersebut bernama Trisha Meili yang harus melalui 12 hari dalam keadaan koma setelah kejadian tersebut. Trisha memang berhasil selamat, namun ia mengalami trauma berat dan tidak bisa mengingat siapa yang menyerangnya di malam itu.

Secara kebetulan, di Central Park pada malam itu juga terdapat sekelompok remaja kulit hitam yang tengah berjalan-jalan dan membuat sedikit onar. Dari 30 remaja yang dibawa ke kantor polisi akibat laporan malam itu, 5 di antaranya dipaksa untuk membuat pengakuan bahwa mereka merupakan pelaku pemerkosaan Trisha Meili. Kelima anak yang masih berumur 14 hingga 16 tahun itu dipanggil oleh media sebagai ‘Central Park Five’ dan diinterogasi oleh polisi selama berjam-jam tanpa adanya perwalian orang dewasa.

When They See Us Review

When They See Us (2019)

Ava DuVernay berusaha untuk mengangkat kisah tragis ini melalui mini-series Netflix yang berjudul When They See Us. Kisah ini memang sudah lama sekali terjadi dan sudah pernah dibuatkan film dokumenter berjudul The Central Park Five (2012). Akan tetapi, kisah yang disuguhkan oleh Ava DuVernay selaku produser, sutradara, sekaligus penulis naskah mini-series ini sangat wajib untuk ditonton.

Sang sutradara tidak bertujuan untuk memberikan para penonton hiburan yang menyenangkan ketika ia membuat serial dengan jumlah 4 episode ini. Dirinya serta seluruh kru lainnya ingin menyuguhkan kasus kemanusiaan dan kehormatan yang telah direnggut dari kelima anak ini.

Sepanjang serial, kita dapat melihat bagaimana mereka menjalani hidupnya sebagai anak-anak biasa yang bermain sepulang sekolah, ketika mereka ditahan, dan masa depan mereka yang hancur karena penangkapan tak berdasar ini.

Review Miniseries When They See Us

Netflix

When They See Us tidak dapat dibilang bagus hanya karena memberikan kisah tragis dengan latar belakang rasisme yang sudah mengakar di Amerika Serikat. Serial ini juga berhasil menjadi bagus berkat keahlian Ava DuVernay dalam melakukan pendekatan yang unik dan atas kecintaannya terhadap dokumenter.

Bagaimana ia telah berusaha untuk menggali perasaan tiap karakter melalui testimoni langsung dan bagaimana ia mengarahkan para pemainnya, kedua hal itu berhasil membuat penonton merasakan hal-hal yang tidak dapat dirasakan jika hanya menonton dokumenter biasa.

Serial ini berhasil membuat penonton merasa seakan sedang menyaksikan kejadian tragis tersebut bergulir tepat di depan mata. Rasa sesak, takut, sedih, dan marah akan menghampiri penonton selama menyaksikannya. Bukan hanya karena kisahnya sendiri yang memang tragis, namun juga secara visual dengan pewarnaan frame yang terkesan mencekam dan suram.

Salah satu kesuksesan visual dalam serial ini terdapat pada adegan-adegan di penjara yang menjadi salah satu latar utama dalam kisah. Posisi kamera yang menangkap rasa sempitnya sebuah ruangan sel dan terbukanya ruangan kantin penjara yang membuat narapidana baru merasa begitu rentan.

Setiap adegan dilakukan dengan begitu tepat tanpa melewatkan hal rinci apapun. Hal ini membuat penonton bisa dengan mudah mengikuti alur kehidupan kelima anak tersebut. Ditambah dengan soundtrack yang selalu diputar dengan tepat untuk meningkatkan rasa genting dalam suatu kejadian, When They See Us berhasil memberikan pengalaman menonton yang akan selalu menghantui ingatan.

When They See Us Review

Netflix

Jajaran pemain serial ini juga sangat fenomenal, mulai dari para aktor yang memang sudah memiliki pengalaman di dunia hiburan maupun aktor muda yang baru bergabung. Setiap pemain memberikan performa yang sangat menarik perhatian penonton dan dapat memunculkan perasaan yang begitu kuat dari layar kaca.

Salah satu aktor yang paling menonjol dari When They See Us adalah Jharrel Jerome. Ia merupakan aktor muda yang pernah bermain di film pemenang Oscars, Moonlight (2016). Namun sepertinya karirnya baru dimulai semenjak ia memerankan Korey Wise di serial ini, dan ia sangat pantas mendapatkan segala kesuksesannya nanti.

Sang aktor berhasil menunjukkan emosi yang terlihat begitu kompleks dan sangat menyakitkan hati para penonton. Dalam memerankan Korey Wise, Jharrel juga harus bisa menunjukkan apa yang terjadi ketika seorang anak berumur 16 tahun dipaksa untuk mendekam di penjara dewasa. Melalui aktingnya, Jharrel dapat menunjukkan tekanan mental yang begitu berat dan harus dilalui Korey selama di penjara.

Serial ini akan membuat kita mengerti mengapa orang Latin dan kulit hitam, khususnya di Amerika Serikat, memiliki rasa percaya yang sangat rendah terhadap pihak kepolisian dan sistem keadilan di sana. When They See Us juga memberi pesan bahwa kebenaran akan selalui menemui jalan terangnya dan akan membungkam segala kejahatan yang menimpa.

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Connect