Connect with us
the shining 1980 review
The Shining (1980)

Film

The Shining Review: Film Horor Terbaik Stanley Kubrick

Film horor yang tidak mengandalkan jumpscare namun tetap menegangkan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Doctor Sleep akan segera rilis pada 8 November 2019 mendatang. Film horor tersebut merupakan sekuel dari film pertamanya “The Shining” yang rilis pada tahun 1980. Merupakan salah satu film horor terbaik dan ikonik sepanjang masa dari sutradara eksentrik, Stanley Kubrick. Film yang memakan waktu produksi hingga 5 tahun ini telah berhasil membuahkan karya yang menjadi tolak ukur untuk standar film horor berkualitas.

“The Shining” memiliki cerita tentang seorang penulis bernama Jack Torrance yang baru saja mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga di sebuah hotel bernama Overlook. Jack pun membawa istrinya, Wendy dan anaknya, Danny, untuk tinggal di hotel tersebut yang tutup selama musim dingin. Danny yang masih kecil dan “peka” pun merasakan adanya kekuatan supranatural dalam hotel tersebut. Hal ini bersamaan dengan kondisi mental Jack yang secara perlahan semakin gila dan menjadi awal mimpi buruk bagi keluarga Torrance.

Telah banyak filmmaker yang mengadaptasi film dari novelis Stephen King. Beberapa film berhasil masuk dalam jajaran film terbaik. Tak sedikit pula yang berakhir menjadi film horor murahan yang gagal, dan “The Shining” bukan salah satu judul yang gagal. Sekali pun film ini sebetulnya tidak diakui oleh Stephen King sebagai film horor yang bagus.

Tidak mengandalkan jumpscare, “The Shining” tetap berhasil menghadirkan kengerian dan teror bagi penontonya. Daripada kaget, kita akan dibuat tertegun setiap melihat adegan krusial dalam film ini. Stanley membuktikan bahwa tanpa element of surprise yang mainstream dalam film horor, ia juga bisa membuat film yang berhasil membuat penontonnya ketakutan dan merinding.

Hal ini berkat unsur sinematografi dan scoring yang ikonik dan unggul. Tampak usaha dari sang sutradara untuk menentukan teknik pengambilan gambar yang tidak umum dan lebih berkelas untuk sebuah film horor. Penonton tidak akan menemukan teknik pengambilan adegan panning dengan pola yang sama. Sehingga susah bagi kita untuk mendeteksi adegan seram berikutnya yang bisa muncul kapan saja.

Sinematografi dalam film ini merupakan salah satu unsur yang cukup menonjol dengan originalitasnya. Merupakan salah satu yang ikonik dan telah menjadi bahan referensi bagi filmmaker modern. Beberapa adegan tampak tenang namun menegangkan, hingga pergerakan kamera dinamis namun tetap teratur untuk memberikan suasana teror yang mencekam. Beberapa frame juga menunjukan titik perspektif yang pas, sebuah detil yang sangat diperhatikan oleh Stanley.

Selain visualnya yang artistik dan penuh dengan teknik, skoring dalam “The Shining” juga merupakan salah satu unsur penambah keseraman yang pas dan tidak berlebihan. Daripada memberikan efek kaget, skoring yang dihadirkan berhasil membangun suasana hati penonton untuk merasa gelisah dan tidak nyaman.

the shining 1980 review

Jack Torrance (Jack Nicholson)

“The Shining” hanya terdiri dari tiga karakter utama yang mendominasi screen time dari awal hingga akhir film. Di bawah arahan Stanley yang “gila” dan perfeksionis, Jack Nicholson dan Shelley Duvall berhasil menghidupkan masing-masing karakter yang mereka perankan. Jack Nicholson yang berperan sebagai Jack Torrance, pria normal yang akhirnya terpengaruh oleh kekuatan supernatural di Overlook dan membuatnya menjadi kehilangan akal sehat. Begitu pula dengan Shelley Duvall tampak cocok memerankan Wendy, istri Jack yang harus menanggung kengerian dan teror selama berada di hotel tersebut.

Stanley Kubrick memiliki metode yang cukup gila untuk menghidupkan akting sempurna sesuai dengan gambarannya. Salah satunya adalah adegan Wendy yang berusaha menggertak Jack dengan tongkat baseball. Scene tersebut diambil sebanyak 127 kali hingga akting Shelley dianggap benar-benar menunjukan depresi dan ketakutan yang sempurna.

Dialog yang dibawakan juga kaya dan tajam. Terdengar seperti ocehan orang gila yang serampangan, namun tidak terdengar asal-asalan dan memberikan nilai tambah dalam penulisan naskah untuk film ini. Apresiasi patut diberikan oleh Jack Nicholson yang berhasil menghidupkan setiap dialog sederhana terdengar mengerikan dan meneror.

Tak perlu alur maju mundur dan memutar pikiran kita dengan plot twist, “The Shining” telah menunjukan bahwa film horor tidak harus memberikan unsur jumpscare dan gore berlebihan untuk menjadi seram. Dengan unsur teknik visual dan akting para pemain yang menjadi kekuatan dalam sebuah karya film, Stanley Kubrick telah berhasil menciptakan salah satu film horor terbaik sepanjang masa yang menjadi panutan bagi film-film horor dalam budaya pop.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect