Connect with us
Rich Brian 1999
Photo via Press

Music

Rich Brian: 1999 Album Review

Semakin berani eksplorasi vokal, namun aransemen musik semakin mainstream.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada 25 Agustus lalu, Rich Brian merilis EP yang bertajuk “1999”. Dua single yang telah dirilis sebelumnya, ‘Love In My Pocket’ dan ‘Don’t Care’ juga masuk dalam tracklist EP ini.

Setelah mendengarkan rapper Indonesia ini lebih banyak berolah vokal, kita akan kembali mendengar track-track rap, hip-hop. Dengan berbagai lirik yang lebih tentang refleksi diri hingga lagu yang didedikasikan untuk orang tua Rich Brian yang belakangan ini harus hidup terpisah.

Rich Brian 1999

Rich Brian – 1999

Dibuka dengan track ‘Sometimes’, kita akan mendengar Rich Brian curhat tentang masa depannya di dunia musik dan kehidupan pribadinya. Tak hanya track yang Ia bawakan untuk dirinya, track ini juga bisa menjadi inspirasi bagi kita. Diiringi aransemen musik ala choir yang dibalut dengan unsur electro, dengan drum beat yang menggema menjadi statement utama. Setelah bisa menerima diri dalam track ‘Sometimes’, Brian mengumandangkan bahwa Ia tak peduli dengan perkataan buruk dari orang lain dalam track ‘Don’t Care’.

Kita tak lagi melulu disajikan dengan gaya nge-rap yang khas dengan vokal bass-nya. Seperti pada track ‘Don’t Care’ dan ‘Long Run’, dimana Ia masih nge-rap namun dengan vokal yang lebih stereo. Sementara pada track ‘When You Come Home’, Brian membawakan lagu ballad dengan vokal raw tanpa editing terlalu tebal seperti pada track-track lainnya. Kita bisa mendengarkan emosi yang jujur melalui track satu ini, dimana Brian memproyeksi perasaan orang tuanya yang berangan tentang keadaan dirinya.

So one day, if you find your way
I’ll be waiting for you
Tell me ‘bout the things that you did

Rich Brian juga berolah vokal dengan gaya yang lebih nge-pop pada track ‘DOA’ dan ‘Love In My Pocket’. Dibalut dengan autotune yang memberikan nuansa funk dan aransemen musik yang lebih variatif, tak sekedar rap beat yang monoton. Begitu juga pada track penutup, ‘Sins’ dengan aransemen musik yang didominasi dengan instrumen gitar elektrik.

“1999” menjadi EP dimana musisi 20 tahun ini melakukan banyak eksplorasi vokal. Mulai menyanyi dengan vokal raw, vokal yang dibalut dengan berbagai efek autotune, hingga mengkombinasikan keduanya. Brian memang telah menyajikan materi baru dalam mengaransemen musik, sesuatu yang lebih bright dan pop. Mungkin sesuatu yang baru bagi Rich Brian, namun tidak jika dibandingan dengan musisi hip-hop dan pop lainnya. Terutama untuk track ‘Don’t Care’, it sounds like something from TikTok.

Beberapa dari kita mungkin sudah rindu dengan Rich Brian yang mengeksploitasi vokal rap dalam yang membesarkan namanya, dengan trap beat yang dark, dan lirik-lirik yang cynical. Namun kesuksesan dan hal-hal baik yang terjadi pada Rich Brian tampaknya telah mempengaruhinya untuk menciptakan musik yang lebih bermakna dan positif. Which is a good thing in someway.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect