Connect with us
NCT U

Entertainment

NCT dan Cita-cita Lokalisasi Budaya K-pop Ke Seluruh Penjuru Dunia

Kita dapat berasumsi bahwa SME mencoba globalisasi dan secara tidak langsung lokalisasi budaya Korea ke negara lain.

Kejelian SM Entertainment (SME) menciptakan idol dengan visual dan bakat memukau memang sudah tidak diragukan lagi. Yang terbaru ada Neo Culture Technology (NCT), boy group asal Korea Selatan dibawah naungan SME ini mencuri perhatian para pencinta musik K-pop seantero dunia.

NCT memiliki sistem rekrutan trainee yang mungkin tidak lazim dan bisa dibilang baru dalam sebuah boy gorup dimana anggotanya akan selalu bertambah sesuai kebutuhan agensi dan bisa jadi berasal dari berbagai kewarganegaraan di luar Korea Selatan. Selain itu, anggota NCT bisa saja berpindah dari satu subgroup ke subgroup lainnya sesuai kebutuhan konsep yang akan ditampilkan.

Kompleksnya sistem ini pun memang menjadi sorotan beberapa pencinta musik K-pop karena anggota NCT yang mereka puja bisa saja berpindah tidak menentu. Selain perpindahan yang memang berdasarkan konsep, mulai tahun ini SM Entertaiment sebagai agensi yang menaungi NCT akan mencoba membuat unit-unit lainnya di luar Korea Selatan. Hal ini tidak terlepas dari suksesnya debut WayV untuk pasar Tiongkok pada awal tahun 2019.

NCT adalah bukti keseriusan SM Entertainment untuk menyebarkan virus K-pop lebih luas lagi. Bisa dikatakan memang agensi ini merupakan salah satu agensi yang memiliki andil cukup besar dalam mengembangkan budaya K-pop di luar Korea Selatan terutama di negara-negara Asia dan Amerika Utara. NCT saat ini memiliki beberapa unit yaitu NCT U, NCT 127, NCT Dream, dan WayV (NCT Tiongkok).

Dilihat dari keseriusan SME untuk membuat unit-unit NCT diluar Korea Selatan, kita dapat berasumsi bahwa SME mencoba globalisasi dan secara tidak langsung lokalisasi budaya Korea ke negara lain. Selain itu juga, hal ini juga dapat memberikan suasana baru di dunia hiburan dimana para penggemar juga bisa melihat boy group / girl group yang anggotanya berasal dari negara asal mereka sendiri dengan cita rasa Korea Selatan yang kental. Dengan kata lain, bisa jadi ini adalah upaya meraih target pasar yang lebih luas dari segi bisnis dan juga pencampuran budaya dengan negara tujuan.

NCT Dream

NCT Dream

Keunggulan lainnya adalah Korea Selatan bisa jadi menjadi kiblat dunia hiburan Asia bahkan dunia. Sudah tidak asing bagi kita mendengar lagu-lagu kolaborasi antara artis-artis ternama seperti John Legend, Nicki Minaj, dan Dua Lipa dengan boy group atau girl group dari Korea Selatan. Selain sebagai apresiasi atas pencapaian artis-artis tersebut, hal ini juga bisa diasumsikan sebagai sarana pemasaran talenta-talenta dari agensi di Korea Selatan kepada dunia musik yang lebih luas.

Di sisi lain, kejamnya dunia trainee dan industri hiburan korea selatan bisa saja menggagalkan cita-cita ini. Dengan aturan agensi-agensi yang dirasa kurang memanusiakan para artis dari sisi kehidupan pribadi mungkin harus menjadi perhatian juga bagi khalayak ramai. Segar dalam ingatan kita beberapa artis maupun trainee yang menjadi korban kasus pelecehan seksual dan juga kekerasan. Bahkan, beberapa pihak menilai industri hiburan korea selatan sebagai bentuk perbudakan modern dimana para artis dipaksa terus melakukan kewajibannya sebagai artis tanpa memperhatikan jam istirahat artis tersebut ketika artis itu naik daun.

NCT

NCT

Selain kejamnya dunia agensi, bisa saja lokalisai K-pop gagal oleh hubungan politik luar negeri antara Korea Selatan dengan negara lain yang kurang baik. Tiongkok pernah dengan tegas menyampaikan bahwa mereka akan mulai mengurangi kerjasama dengan Korea Selatan di dunia hiburan pada periode 2017 hingga 2018 kemarin. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan politik yang diambil Korea Selatan yang mengerahkan sistem pertahanan rudal Amerika ke daerah konflik yang melibatkan Tiongkok. Oleh karena itu, pada tahun 2017 hingga 2018, Tiongkok bukan hanya mengurangi namun juga melarang artis-artis Korea Selatan untuk melakukan tur maupun promosi di negeri tirai bambu tersebut.

Sebenarnya sistem ini bukanlah hal baru yang dilakukan oleh SME. Hal ini pernah dilakukan oleh SM ketika membentuk EXO, boy group Tiongkok-Korea Selatan yang dibentuk pada tahun 2012 dan berjalan sukses sampai hari ini. Namun, kerasnya jadwal dan ketatnya aturan yang berlaku setelah debut membuat 3 dari 12 anggota keluar dari boy group tersebut pada tahun 2014.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Bradley Cooper Bradley Cooper

10 Film Bradley Cooper Terbaik dan Terpopuler

Cultura Lists

Connect