Connect with us
Alextbh Laneway Festival Singapore 2018
Alextbh Laneway Festival Singapore 2018 / udou.ph

Music

Musisi LGBT Asia: Seni Sebagai Ekspresi Diri

Orientasi seksual memang tak ada kaitannya dengan seni. Tetapi mereka butuh ruang untuk representasi.

Pada umumnya, negara-negara di Asia masih anti dengan kelompok LGBT. Beberapa negara menyatakan secara terbuka mengenai penolakan mereka. Namun kelompok LGBT tidak pantang mundur, meski berada di lingkup konservatif seperti negara-negara religius. Mereka tetap tampil, entah memproklamirkan diri atau menutup identitas rapat-rapat tetapi aktif berkarya.

Berikut ini adalah profil beberapa musisi LGBT dari berbagai negara Asia yang bisa kita nikmati lagunya. Memang betul orientasi seksual tidak memengaruhi sebuah karya seni. Seni tetaplah seni dan bebas kita nikmati. Menggarisbawahi bahwa para musisi ini sebagai bagian dari komunitas LGBT adalah untuk memberikan mereka ruang merepresentasikan diri. Musik adalah bahasa universal, bukan?

Shh…Diam!

Shh…Diam! adalah nama sebuah band beraliran punk asal Malaysia yang memproklamirkan diri sebagai queer alias orientasi seksual minoritas. Ada dua frasa yang mereka gunakan untuk mendeskripsikan diri. “Happy hardcore” dan “queer punk”.

Awalnya Shh..Diam! terbentuk tanpa sengaja ketika sebuah pesta LGBT di kolam renang membutuhkan band sebagai penghibur. Faris Saad, sang vokalis, mengaku tidak dengan sengaja membentuk band ini sebagai band LGBT. Namun dengan berjalannya waktu sembari bermusik mereka harus jujur mengakui bahwa inilah mereka sesungguhnya. Kini band ini telah berusia hampir 10 tahun dan belum pernah mengalami bentrokan dengan pemerintah.

Para personel dari Shh..Diam! sendiri memiliki pekerjaan tetap. Mereka bermusik di akhir pekan atau di malam hari ketika hari kerja, di lingkungan yang memang menerima musisi LGBT.

Salah satu tujuan mereka bermusik adalah menghilangkan kesalahpahaman bahwa kaum LGBT adalah orang cabul dan pedofil. 11 April lalu mereka baru saja manggung di Mapfest. Ini menunjukkan meski mereka adalah kelompok minoritas, mereka tetap dapat aktif berkarya.

Penampilan dan musik band ini dapat dinikmati di official YouTube-nya. Beberapa lagu yang mereka produksi memiliki judul eksplisit seperti “Lonely Lesbian” dan “I Woke UP Gay”. Ada pula judul lagu yang tak biasa seperti “French Fries”.

Alextbh

Bila Australia memiliki Troye Sivan, maka Malaysia memiliki Alextbh. Musik dan video klipnya khas generasi milenial saat ini dengan nuansa R&B yang kental. Lagu terbarunya yang dirilis enam bulan lalu bertajuk “Still Mine”.

Lagu-lagunya sendiri termasuk easy listening, cocok didengarkan sembari menikmati kemacetan kota di tengah hujan lebat. Semua dimulai dari mempelajari musik (termasuk cara menggunakan software musik) sendiri di usia 13 tahun. Ia juga mendesain sendiri video klipnya dan menyewa pakaian yang dikenakan.

Dengan bantuan lima orang teman, Alextbh pun siap meluncurkan karya. Di Spotify, musiknya telah didengarkan lebih dari 10 juta kali. Semua ini bahkan dengan modal publikasi 0 rupiah. Ia tidak berusaha mengiklankan karyanya.

Aextbh mengakui tumbuh menjadi LGBT di Malaysia adalah hal yang sulit. Tapi musiknya adalah caranya untuk menentang diskriminiasi. Ia ingin Malaysia menjadi tempat yang lebih aman bagi semua golongan. “Being out is probably my only weapon against the government. If my voice and my songs don’t do enough, then my existence does.”

Alextbh sendiri mengaku bahwa ia merasa beruntung karena sejak manggung pertama kali, komunitas LGBT sendiri telah menerima musiknya dengan tangan terbuka dan menyebutnya sebagai gay icon. Saat ini ia baru saja menyelesaikan tur di beberapa negara Asia seperti Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, dan Vietnam.

Marshall Bang

Marshall disebut-sebut sebagai bintang K-pop pertama yang mendeklarasikan diri sebagai seorang gay. Seperti Alextbh, ia juga membawakan musik dengan genre R&B. Marshall sendiri adalah seorang Korea-Amerika. Asalnya dari California. Namanya mulai dikenal di industri musik sejak mengikuti ajang pencarian bakat di bidang musik hip hop, “Show Me The Money”.

Meski kita melihat ada banyak lelaki berwajah cantik dan bermake-up di Korea—dan tampil androgini—bukan berarti masyarakat secara terbuka menerima kelompok LGBT. Pernikahan sesama jenis dilarang di sana.

Ada beberapa lagunya yang patut didengar seperti “Circle”, “Home”, dan “Pose”. Marshall bercita-cita untuk dapat memuncaki tangga lagu dan menggelar konser skala besar dengan tiket yang terjual ludes. Hal tersebut bukan tak mungkin bila mendengar lagu-lagunya.

Meski musiknya memiliki sentuhan jadul seperti musik yang datang dari masa 80-an hingga 90-an justru itulah yang membuat lagunya terasa familiar dan mudah dinikmati. Namun perjalanan Marshall sendiri masihlah jauh, terutama untuk dapat diterima oleh orangtuanya. Ia juga berharap agar nantinya masyarakat menjadi lebih toleran dan menerima segala jenis perbedaan.

Anda

Meski tidak memproklamirkan diri sebagai LGBT, fans Anda berspekulasi bahwa ia adalah seorang lesbian sejak lagunya berjudul “Touch” rilis. Video klipnya sendiri berkonsep eksplisit. Kita akan menyadari dalam sekali lihat bahwa ini adalah pesta sex meski tidak digambarkan murahan. Namun lagunya sendiri menggunakan kosa kata yang netral dan tidak ditujukan untuk merepresentasikan kelompok tertentu.

Anda alias Andamiro memiliki nama asli Won Min Ji. Ia telah bergabung dengan label baru yaitu YGX setelah sebelumnya karirnya tersendat di label yang lama. Sebenarnya ia memiliki kualitas seorang bintang dan lagu-lagu yang enak tapi sayang sekali Anda belum berhasil menangguk popularitas. Tahun ini usianya menginjak 28 tahun dan para fans tak sabar melihat Anda menggenggam kesuksesan.

Sebenarnya tak mengherankan bila Anda memiliki fans setia setelah berkarya dalam hitungan tahun. Selain memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang bagus—sesuai dengan standar kecantikan Korea—ia juga memiliki suara yang enak.

Ia juga jago menari. Hal ini bisa dilihat dari koreografi lagunya yang berjudul “What You Waiting For”. Dalam sebuah video yang dirilis labelnya terlihat bahwa Anda mati-matian berjuang untuk menjaga staminanya agar tetap bagus di atas panggung.

Selain tentunya dengan berlatih menari, ia juga rajin lari pagi dan berlatih tinju. Sebagai seorang solois, Anda memiliki kharisma yang memikat. Anda adalah contoh musisi yang tak hanya menjual penampilan semata tapi benar-benar berkarya dan bertalenta.

Di luar musisi-musisi di atas masih ada beberapa musisi LGBT lain yang dapat kita tengok karyanya. Sebut saja, Hayley Kiyoko, Saint Raja, Holland, dan Of Methodist. Bisa jadi masih ada banyak lagi musisi lain di luar sana yang belum kita dengar namanya tapi menanti dikenal luas karyanya.

Kita perlu memberikan ruang agar mereka mendapat kesempatan untuk memperdengarkan musik yang menjadi identitas mereka. Karena musik bukanlah seni yang eksklusif. Siapa saja dapat bermusik dan menikmati musik itu sendiri.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect