Connect with us
Mika: My Name Is Michael Holbrook Album Review
Photo: Ian West/PA Wire/PA Images

Music

Mika: My Name Is Michael Holbrook Album Review

Usaha Mika terkoneksi dengan jati dirinya sebagai Michael Holbrook.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“My Name Is Michael Holbrook” adalah album ke-5 dari musisi Mika. Semenjak debut dengan album “Grace Kelly” pada tahun 2007, ini adalah kali pertama Mika melibatkan jati dirinya dalam sebuah project musik. Album diambil dari nama lahir sang musisi -Michael Holbrook Penniman Jr.

Melalui Huffpost, Mika mengungkapkan, “(Album) Ini saya tulis sebagai obat. Saya perlu menemukan laki-laki muda yang dulunya menulis lagu di apartemen saat berusia 17 atau 18 tahun. Saya sempat merasakan kebutuhan mendesak tersebut, kebutuhan untuk kembali terkoneksi dengan kegembiraan dan kebahagian dalam membuat musik setelah tiga tahun kehilangan sensasi tersebut”.

Mika: My Name Is Michael Holbrook Album Review

Dalam album terbarunya ini, Mika berusaha menulis lagu dengan lebih bebas dan kembali ke garis awal untuk mengobati rasa yang sempat hilang darinya dalam menulis dan mengomposisi lagu.

“Tiny Love”, merupakan salah satu single dari album ini yang menjadi track pertama. Lagu ini memiliki flow aransemen yang terdiri dari berbagai elemen. Dibuka dengan denting piano dan pembawaan vokal yang lembut, kemudian musik secara tiba-tiba bertransisi menjadi musik yang lebih ceria ala Mika. Tempo dalam track ini terdengar naik turun dengan komposisi yang tepat.

Kita akan mendengar nuansa musik Queen dengan pembawaan vokal Mika dengan nada tinggi bagai Freddie Mercury. Mika memang sangat mengagumi sosok legendaris tersebut dan memasukan unsur itu sebagai referensi dalam menciptakan musik.

Mood kita akan dibawa semakin bahagia dengan musik bubblegum pop ala Mika pada track “Ice Cream”. Lagu ini memiliki aransemen yang lebih stabil dengan musik groovy dengan melodi gitar funk. Sementara “Dear Jealousy” terdengar lebih dewasa dengan aransemen musik alternatif pop dan lirik tentang cemburu dengan dirinya yang lama. Bagai surat Mika dewasa pada dirinya yang dulu.

Adapun track dengan aransemen musik yang lebih lembut dengan nuansa ballad seperti “Paloma”, “I Went to Hell Last Night”, dan “Ready To Call This Love”. “Paloma” dibawakan dengan instrumen piano, lagu ini bercerita tentang saudara Mika yang hampir saja meninggal karena terjatuh dari jendela apartemen namun berhasil menyelamatkan diri. “Ready To Call This Love” juga memiliki nuansa ballad yang lembut dengan piano dan lirik yang emosional. Dalam lagu ini, Mika berkolaborasi dengan Jack Savoretti.

“Sanremo” merupakan salah satu single dengan lirik yang terinspirasi dari pengalamannya mengunjungi keluarga di Italia tepatnya di Sanremo saat masih berusia 13 tahun. Track ini memiliki nuansa disco retro yang dipadukan dengan sedikit sentuhan modern. Memasuki track “Tomorrow” aransemen musik pop retro dipadukan dengan sentuhan electro dan range vokal tinggi ala Mika.

Secara keseluruhan, “My Name Is Michael Holbrook” album comeback yang maksimal dari Mika. Pertemuan Mika dengan Michael Holbrook muda menghasilkan berbagai track bubblegum pop dengan berbagai sentuhan retro dengan nuansa yang lebih dewasa namun tetap terdengar ceria sebagaimana lagu-lagu Mika selalu membuat kita merasa bahagia.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect