Connect with us
Maleficent 2 reivew

Film

Maleficent: Mistress of Evil Review

Plot yang kurang solid hingga emosi yang kurang nendang.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah menunggu 5 tahun lamanya, akhirnya sekuel dari film produksi Disney ini akhirnya rilis di biskop. Film bergenre fantasi bertajuk Maleficent: The Mistress of Evil ini kembali mengisahkan Maleficent dan anak angkatnya, Aurora.

Film ini masih diperankan oleh Angelina Jolie sebagai Maleficent, Elle Fanning sebagai Princess Aurora, dan Sam Riley sebagai Diaval. Seperti diceritakan pada film pertamanya, Maleficent berhasil mematahkan kutukan yang dibuatnya sendiri dengan memberikan kecupan cinta sejati pada anak angkatnya, Aurora. Karena itulah, Aurora sangat menyanyangi Maleficent dan mereka pun hidup bahagia di kerajaan yang disebut Moors. Moors memang dihuni oleh makhluk-makhluk aneh yang baik hati, seperti peri dan beberapa hewan aneh yang selalu menghibur Aurora.

Diceritakan bahwa Aurora yang sedang bermain dengan para peri dikejutkan dengan hadirnya pangeran Philip yang secara tiba-tiba melamarnya. Aurora mengiyakannya dan mereka pun memberitahukan rencana pernikahan mereka pada orang tua masing-masing.

Maleficent mengehui lebih dulu berita tersebut setelah Diaval memberitahukan rencana tersebut padanya. Maleficent terlihat murka dan ia membujuk Aurora untuk menolak pinangan pangeran Philip. Namun, melihat Aurora yang sungguh mencintai Philip, Maleficent pun mengalah dan menyetujui hubungan mereka. Di satu sisi, philip pun memberitahukan rencananya pada ayahnya dan ibunya.

Ayahnya sangat bahagia mendengar kabar tersebut, namun ibu pangeran Phillip (Ratu Ingrith) terlihat aneh meskipun ia setuju dengan pernikahan tersebut. Lalu, keluarga philip pun mengundang Maleficent untuk bertemu di kerajaan mereka.

Dalam pertemuan, Ratu Ingrith mengatakan beberapa hal yang menyinggung Maleficent hingga akhirnya terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, Maleficent dijebak dan membuat Aurora membenci Maleficent. Maleficent pun pergi tetapi ia diburu oleh seorang penjaga yang menembaknya hingga jatuh ke sungai.

Alhasil, Maleficent pun menghilang dan Aurora tetap menjalankan rencana pernikahan mereka meskipun ia masih ragu dan mencari keberadaan ibu angkatnya. Ternyata Maleficent diselamatkan oleh Conall, kaumnya yang telah bersembunyi bertahun-tahun. Mereka pun memiliki misi untuk bisa bersatu dengan manusia, meskipun Maleficent dan beberapa kaumnya percaya bahwa manusia akan memusnahkan mereka. Maka dari itu, mereka pun membuat rencana bagaimana mereka bisa bersatu dengan manusia dan bagaimana Maleficent bisa kembali bertemu dengan Aurora.

Film ini menampilkan visual yang luar biasa. Bagaimana setting tempat dan makhluk-makhluk aneh yang ditampilkan bisa membuat hati berdecak kagum. Namun, sayang visual yang sudah dibangun sangat baik ini tidak dibarengi dengan plot yang solid. Sehingga, banyak celah dari cerita yang kurang tereksplor dengan baik, rasanya setiap poin-poin cerita yang akan disampaikan tidak maksimal.

Emosi yang diperlihatkan oleh semua karakter pun tidak terlalu mendalam sehingga rasanya hanya menyentuh di permukaan saja. Chemistry antar pemain rasanya masih kurang, khusunya seperti chemistry antara Aurora dan pangeran Philip yang terasa biasa saja padahal mereka merupakan bagian yang sejatinya menjadi fondasi yang kuat di film ini.

Peran antagonis pun terasa kurang menohok. Biasanya kita akan dihadapkan pada peran antagonis yang sangat membuat kesal. Namun, dalam film ini, peran antagonis ditampilkan kurang maksimal sehingga meskipun jahat tetapi kurang membuat penonton greget.

Film ini masih menampilkan hubungan antara Aurora dan Maleficent yang hangat. Bagaimana Maleficent yang tidak tega melepasakan Aurora untuk menikah diperlihatkan dengan baik.

Jika dibandingkan dengan film pendahulunya, Maleficent (2014) masih lebih baik dari film keduanya. Mengingat film yang pertama, kita belum memiliki ekspektasi apapun bagaimana karakter Maleficent bisa dibawa pada cerita yang seru dan mengharukan. Namun, film besutan sutradara Joachim Ronning ini tetap memberikan akting yang baik dari aktor dan aktrisnya. Meskipun dengan plot yang kurang solid, film ini masih tetap menarik untuk ditonton.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect