Connect with us
EduTok TikTok
Photo by Kon Karampelas on Unsplash

Entertainment

Ketika TikTok Tak Selalu Cringe

Kini pengguna TikTok banyak yang membuat konten inspiratif dan edukatif.

Universitas Virginia di Amerika memutuskan untuk melakukan revolusi pada sistem perkuliahannya. Seluruh dosen kini akan mengajar mahasiswa melalui aplikasi TikTok! Materi yang telah disampaikan di kelas—yang biasanya panjang dan membosankan—akan diambil saripatinya dalam durasi 1 menit. Video TikTok tersebut tak akan memperlihatkan sang dosen mengoceh begitu saja.

Tiap dosen akan diminta untuk memberikan rangkuman materi tersebut beserta musik dan tentunya koreografi yang menarik. Mahasiswa juga dapat berduet dengan sang dosen agar ‘materi lebih mudah dipahami’. Program ini akan disebut sebagai Uji Coba Antarmuka TikTok untuk Meningkatkan Layanan Pendidikan alias Tiktok Interface Trial to Improve Educational Service alias TITTIES.

Universitas Virginia bukanlah satu-satunya apalagi yang pertama mencetuskan ide mengenai TikTok yang edukatif. Pada peringatan Black History Month sepanjang Februari lalu, beberapa remaja kulit hitam menjadikan akun TikTok-nya sebagai saluran konten edukatif. Mereka menjelaskan sejarah orang-orang kulit hitam tidak hanya dengan cara yang menarik tetapi juga mudah dipahami. Beberapa bidang profesi pun terjun untuk mengedukasi publik seperti ginekolog, pengacara, hingga ilmuwan.

Lembaga seperti WHO pun tak luput menjadi pengguna TikTok. Tujuannya adalah mengedukasi publik mengenai isu-isu kesehatan dengan memberikan informasi yang valid dan tepat waktu. Video pertama yang diunggah oleh WHO adalah cara kita untuk menghindari virus corona. Walau terkesan serius dan kaku, nyatanya video yang diproduksi oleh WHO populer. Penontonnya mencapai belasan juta orang.

Hal serupa juga ditempuh oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di bawah Kementrian Kesehatan Amerika. Tak hanya menggunakan akun media sosial besar seperti Facebook dan Twiiter, badan ini juga merambah TikTok. Tentu saja harapannya agar informasi di bidang kesehatan mudah diterima dan dipahami oleh generasi muda.

Melihat tren ini nampaknya mendorong TikTok untuk terjun ke lini bisnis e-learning. TikTok kemudian merilis EduTok yaitu platform yang berbasis inovasi dan pengetahuan yang tujuannya memberdayakan para penggunanya. Konten yang diharapkan dari EduTok adalah konten pendidikan, motivasi, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan. Kini sudah ada lebih dari 10 juta konten EduTok dengan jumlah penonton lebih dari 46 milyar orang.

Related Article: Prestasi di Balik Keviralan TikTok Any Song Challenge

Tak cuma edukasi, TikTok pun bisa menjadi medium untuk konten-konten inspiratif. Misalnya seperti yang dilakukan Grandma Yoyo, seorang perempuan yang divonis dokter menderita kanker. Usianya tak lama lagi. Melalui akun TikToknya, ia ingin menginspirasi orang-orang agar menjalani hidup sebaik mungkin. Ia ingin agar detik-detik terakhir dalam hidupnya dapat dikenang dengan baik.

Konten-konten ini membuktikan bahwa TikTok tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Dahulu TikTok dianggap hanya tempat konten-konten cringe dengan koreografi yang terlalu mainstream. Kini TikTok malah makin disukai oleh berbagai kalangan dan dapat menjadi sumber ilmu.

Luigi's Hot Pizza Luigi's Hot Pizza

Luigi’s Hot Pizza: Pizza Rave Pertama di Bali

Lifestyle

Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase

Memorable Stay Experience at The Apurva Kempinski Bali

Culture

byrd house bali byrd house bali

Byrd House Bali: Pengalaman Kuliner Sempurna Berpadu Dengan Suasana Eksotis

Lifestyle

Bali Dynasty Resort Bali Dynasty Resort

Bali Dynasty Resort: Destinasi Populer Bagi Keluarga di Tepi Pantai Kuta Selatan

Lifestyle

Connect