Connect with us
lumpia
Via taste.com.au

Culture

Keberagaman Asia Tenggara dalam Sepotong Lumpia

Bisa dibilang hampir semua negara Asia Tenggara mengenal lumpia dan beragam variasinya.

Siapa tak kenal Lumpia Semarang atau Lumpia Basah dari Bandung? Dua makanan tradisional ini telah menjadi favorit banyak orang bahkan hingga kini. Lumpia adalah sebutan untuk kulit yang digunakan membungkus bahan dan bumbu hidangan satu ini. Bila Lumpia Semarang memiliki tekstur renyah dan aroma kuat yang khas dari rebung sebagai isian, maka Lumpia Basah bertekstur lembut. Kulit lumpianya tidak digoreng kering. Hanya isiannya saja yang dimasak dadakan sehingga kita dapat menikmatinya panas-panas.

Tetapi Lumpia tak hanya milik Indonesia saja. Bisa dibilang hampir semua negara Asia Tenggara mengenal lumpia dan beragam variasinya. Jadi, dari manakah asal Lumpia? Selain teh susu, inilah makanan lain yang berasal dari Asia Timur tepatnya Cina. Awalnya makanan ini disebut sebagai Spring Roll. Sesuai dengan namanya, Spring Roll dimakan di hari pertama musim semi. Kebiasaan menikmati Spring Roll telah ada sejak masa Dinasti Jin (265 – 420 SM). Dulu, Spring Roll alias Lumpia seperti yang kita kenal tidak berbentuk kecil dan digulung. Awalnya bentuknya berupa kue (atau seperti martabak) sehingga disebut juga sebagai Spring Cake.

Spring Cake merupakan kue tipis dengan isian sayur. Karena dinikmati di musim semi, maka Spring Cake dijuluki sebagai hidangan musim semi alias “spring dish”. Rasa dari Spring Roll alias lumpia ini menjadi lebih kaya sejak masa pemerintahan Dinasti Tang (619 – 907 SM). Saat itu berbagai rempah banyak digunakan termasuk bawang merah dan bawang putih serta disajikan panas. Baik Lumpia dengan rasa sedang maupun rasa pedas mencapai kepopulerannya. Saat memasuki masa Dinasti Ming (1368 – 1644) serta Dinasti Qing (1644 – 1911) Lumpia menjadi makanan tolak bala.

Di Asia Timur, Lumpia tak hanya bisa berisi sayuran tetapi juga daging babi. Lumpia pun memiliki versi mentahnya yang tidak digoreng. Kita mengenalnya sebagai Lumpia Basah ala Bandung. Malaysia dan Singapura menyebutnya sebagai Popiah. Menurut sejarahnya, Lumpia mulai dikenal di Malaysia sejak orang-orang dari Provinsi Fujian, Cina, datang. Lumpia alias Popiah ini adalah salah satu bukti asimilasi antara budaya orang Melayu dengan orang Cina. Popiah merupakan bagian dari resep peranakan dan banyak dijual pedagang kaki lima.

Salah satu perbedaan antara Popiah dengan Lumpia yang kita kenal di Indonesia adalah isinya yaitu udang. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Malaysia meninggalkan budaya Cina yang memasukkan daging babi ke dalam Popiah. Sebaliknya, kita mengenal isian Lumpia Basah diisi dengan telur sementara Lumpia Semarang diisi dengan rebung. Babi masih digunakan pada pembuatan Lumpia di Filipina tetapi ditambah pula dengan udang. Sementara itu Lumpiang, sejenis Lumpia Basah di Filipina, disajikan dengan siraman bumbu manis dan cacahan kacang di atasnya. Lumpiang Ubod diisi dengan rebung sementara Lumpian Hubad disajikan tanpa digulung.

summer rolls with tiger prawns and mooli

Summer Rolls with tiger prawns and mooli | Photo: foodism.co.uk

Di Vietnam, Lumpia dibuat bukan dari kulit tepung putih yang kita kenal. Lumpia khas Vietnam tampil tembus pandang karena memakai pembungkus dari kertas nasi alias rice paper. Kertas ini harus dibasahi lebih dahulu sebelum digunakan untuk isian. Tak seperti Lumpia di negara Asia Tenggara lain, di Vietnam isiannya adalah sayur-sayuran mentah. Setelah sayuran dipotong-potong lalu digulung dalam kertas nasi, Lumpia disajikan bersama saus kacang dalam kondisi dingin. Sebutannya bukan lagi Spring Roll melainkan Summer Roll alias gỏi cuốn. Summer Roll telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia karena dianggap sehat.

Bagaimana dengan Lumpia di Indonesia? Lumpia, terutama Lumpia Basah, mengalami perkembangan yang pesat. Inovasinya telah beragam. Kita bahkan dapat menemukan Lumpia Basah dengan isi mie instan atau kwetiaw goreng. Padahal bahan utama dari Lumpia Basah hanya telur, toge, dan bengkuang. Rasanya pun manis karena di bagian dalam kulit Lumpia diolesi adonan kanji dengan gula merah. Namun dengan perkembangan zaman, Lumpia Basah dapat dinikmati dengan level pedas tertentu. Tetapi sampai saat ini Lumpia Basah masih menjadi jajanan murah meriah yang hanya ditemukan di pinggir jalan.

Berbeda dengan Lumpia Semarang yang dijual di toko. Bisa dibilang tak banyak inovasi yang dialami oleh Lumpia Semarang. Resepnya sendiri diciptakan oleh pasangan suami istri yang berbeda latar belakang. Sang suami berasal dari Cina sementara istrinya orang Jawa. Mereka lalu menciptakan Lumpia Semarang seperti yang kita kenal saat ini. Dulu ketika orang Cina pertama kali berjualan Lumpia, isinya masih daging babi. Namun karena ada banyak penduduk muslim akhirnya daging babi dihilangkan dari daftar bahan baku.

Penyambutan Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah di Pelabuhan Benteng Selayar-1 Penyambutan Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah di Pelabuhan Benteng Selayar-1

Selayar dan Kejayaan Maritim Nusantara

Culture

Eksplorasi Pesona Kebudayaan Jepang Melalui Anime

Culture

Steven Spielberg Steven Spielberg

Mengenal Steven Spielberg dari Filmografinya

Culture

Virgin The Series Virgin The Series

Virgin The Series vs Euphoria: Menilik Lika-liku Kehidupan Generasi Muda di Era Modernisasi

Current Issue

Connect