Subscribe for notification
Culture

Hookah, Tradisi Menghisap Tembakau dari India

Orang Indonesia menyebutnya shisha.

Pada tanggal 20 Februari kemarin, seorang ekstremis sayap kanan melakukan penembakan di sebuah bar hookah di Jerman. Ia kemudian pulang ke rumah dan membunuh ibunya serta melakukan bunuh diri. Ini mengejutkan mengingat Jerman adalah salah satu negara dengan peraturan kepemilikan senjata yang sangat ketat. Bisa ditebak melalui lokasinya, penembakan dilakukan di tempat banyak imigran berkumpul. Imigran ini mayoritas berasal dari Timur Tengah maupun Benua Afrika. Mereka adalah korban konflik yang mencari suaka ke Eropa.

Hookah adalah tradisi yang muncul di India sejak abad ke-16. Beberapa sumber menyebutnya berasal dari Persia. Orang Indonesia mengenalnya sebagai shisha meski istilah ini kurang tepat karena shisha merujuk pada gelas kaca yang menjadi salah satu instrumen dalam menikmati hookah. Hookah sebenarnya adalah kegiatan mengisap tembakau beramai-ramai. Namun, tembakaunya memiliki beragam rasa yang umumnya buah-buahan. Bila rokok konvensional adalah kegiatan menghisap tembakau yang dibakar maka hookah menggunakan pipa air. Di dalamnya terdapat batu bara yang di dalamnya terdapat filter berupa kertas logam.

Hookah awalnya dikenal di India sejak negara tersebut mengenal kaca. Ketika itu industri kaca di India tumbuh karena harus melakukan ekspor melalui British East India Company. Pada masa itu, merokok dengan tembakau sangat populer di kalangan bangsawan. Shisha laias gelas kaca pada instrumen dasar hookah digunakan untuk memurnikan asap tembakau tersebut melalui air. Popularitas hookah kemudian menyebar tak hanya di Asia Selatan tetapi juga Timur Tengah. Orang-orang Persia senang mengisap hookah dengan tembakau jenis ajami yang kini termasuk ke dalam jenis tembakau premium. Orang-orang Turki menggunakan hookah sebagai simbol kepercayaan. Tidak menawarkan hookah kepada tamu dianggap sebagai penghinaan.

Uniknya tembakau sendiri tidak berasal dari India. Orang India mengenal tembakau ketika bertemu dengan misionaris dari Benua Eropa. Ketika itu sang misionaris bertemu dengan Raja Akbar, seorang raja muslim. Inilah mengapa merokok dianggap sebagai kebiasaan para bangsawan karena awal mula India mengenal tembakau dimulai dari sang raja. Merokok atau mengisap hookah saat itu dianggap sebagai salah satu cara untuk menjernihkan pikiran terutama ketika memikirkan kondisi negara. Hookah sendiri berasal dari Bahasa Urdu yaitu huqqa yang artinya merokok. Orang Arab sendiri menyebutnya argileh.

Kini hookah menyebar ke seluruh dunia. Indonesia pun mengenalnya meski hookah memang masih kalah populer dibanding rokok konvensional ataupun vape. Bar-bar hookah juga bermunculan di Eropa maupun Amerika sejak tahun 2000-an. Diperkirakan satu dari 13 anak SMA di Amerika telah mengisap hookah. Apakah hookah lebih aman dari rokok konvensional? Tentu saja tidak. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, batu bara yang dibakar dalah hookah dapat meningkatkan risiko kesehatan karena memproduksi karbon monoksida. Selain itu jumlah nikotin yang dihasilkan tetap sama dengan rokok konvensional.

Erlinda Sukmasari

Writer, dreamer & also cat person. Passionate about communication, gender, music, movie.

Share
Published by
Erlinda Sukmasari