Connect with us
gonjiam

Film

Gonjiam Haunted Asylum, Horor Realistik Dengan Scene Yang Epik

Bum Sik adalah penulis naskah sekaligus sutradara yang memang telah dikenal dengan produksi film horor sehingga bisa dibilang Gonjiam Haunted Asylum bukanlah horor amatiran.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Tidak hanya di Indonesia dengan JurnalRisa atau Raditya Dika, konten horor pun mewabah di Korea Selatan. Anak muda yang memiliki mimpi untuk mendapatkan ketenaran dan kekayaan dapat meraihnya secara instan dengan memproduksi konten horor. Semakin sensasional kontennya, maka akan semakin banyak menarik viewer. Apalagi kalau disiarkan secara live streaming. Kira-kira begitulah gambaran umum dari Gonjiam Haunted Asylum (2018) yang diperankan oleh 7 orang aktor dan aktris. Bum Sik adalah penulis naskah sekaligus sutradara yang memang telah dikenal dengan produksi film horor sehingga bisa dibilang Gonjiam Haunted Asylum bukanlah horor amatiran.

Alkisah Seung Wook memiliki channel youtube bernama Horror Time. Ia dan timnya memutuskan untuk mengundang bintang tamu pada episode live streaming kali ini. Mereka memutuskan mengeksplorasi Rumah Sakit Jiwa Gonjiam yang terletak di atas Bukit Gwangju di Provinsi Gyonggi-do. Rumornya, terjadi bunuh diri massal di sana. Kepala rumah sakit juga menghilang. Tempat ini memang benar-benar ada, bahkan masuk dalam daftar salah satu tempat paling mengerikan di dunia.

Kesan pertama yang kita dapatkan ketika menonton film ini adalah kemiripannya dengan Paranormal Activity. Sebenarnya konsep film dari Gonjiam Haunted Asylum sendiri bukanlah hal baru. Tetapi yang membuatnya unik adalah film ini betul-betul realistis! Rasanya seperti kita adalah salah satu kru dari Horror Time dan sedang menjelajahi rumah sakit itu secara langsung. Mengapa demikian? Ini karena Gonjiam Haunted Asylum menyerupai film dokumenter dengan adanya handheld kamera maupun found footage. Uniknya lagi adalah banyak kamera yang diletakkan di sudut ruangan (sehingga kita seperti melihat tayangan cctv), kamera yang merekam 360 derajat, hingga drone. Benar-benar super niat untuk ukuran seorang youtuber. Bahkan tiap kru memiliki kamera sendiri untuk merekam ekspresi wajahnya, yang kemudian menjadi salah satu daya tarik yang unik.

Sinematografinya memang patut diacungi jempol. Gonjiam Haunted Asylum tidak hanya menyandarkan diri pada teknik jump scare untuk membangun rasa takut penonton. Pengambilan gambar yang tidak biasa untuk ukuran film horor justru menciptakan kengerian sendiri. Terutama ketika kamera go pro yang merekam wajah para kru menangkap ekspresi orang kesurupan. Inilah kekuatan terbesar Gonjiam Haunted Asylum.

*spoiler alert!*

Kesurupan tidak digambarkan sebagai orang yang berteriak-teriak marah atau menghancurkan barang-barang. Juga tidak ada celotehan aneh. Kru yang kerusupan tidak lagi menggunakan bahasa manusia melainkan bahasa dunia lain yang seperti gumaman tidak jelas. Bola mata yang sepenuhnya menjadi hitam dan mulut komat-kamit serta ekspresi kosong sang aktris membuat bulu kuduk bergidik. Kru yang lain terlihat ketakutan (yang juga dapat kita lihat dari go pro) dan baguslah lagi adalah rasa takut yang natural. Tidak dilebih-lebihkan.

Bila umumnya film hantu mengambil ide cerita mengenai pembalasan dendam atau senang membunuh manusia, tidak demikian dengan Gonjiam Haunted Asylum. Nampaknya para hantu senang membuat para manusia kesurupan. Mereka seperti melakukan hipnotis sehingga satu per satu kru menjadi bermata hitam dan bermulut komat-kamit….

Sisi realistis lain adalah tidak adanya scoring. Kita seperti sedang menonton tayangan Dunia Lain ataupun reality show lainnya yang disiarkan secara live. Suara yang terdengar adalah suara yang berasal dari berbagai benda di Rumah Sakit Gonjiam seperti bunyi pintu, bunyi tetesan air, hingga bunyi lonceng. Kesunyian yang mencekam ini karena tiadanya scoring justru meningkatkan intensitas kengerian. Aura horor sangat kuat hingga pertengahan film.

Sayangnya, begitu melalui fase pertengahan hingga akhir, film ini menjadi antiklimaks. Mungkin Bum Sik udah bosan dengan tempo yang perlahan ia bangun untuk nuansa seram sepanjang filmya. Mungkin ia ingin membuat terobosan dengan meningkatkan tempo yang justru malah membuat kacau. Gonjiam Haunted Asylum menjadi kehilangan kekuatannya. Serangan horor bertubi-tubi seperti tidak memberi jeda bagi penonton untuk menghela napas. Beberapa plot hole yang muncul pun menyebabkan gangguan kecil di benak penonton seperti “Eh, ini belum dijelaskan.”

Seung Wook sebagai pemimpin tim terlihat sangat menyebalkan di sini. Ia yang sebenarnya merancang segala tipuan, akhirnya menyadari bahwa ia sendiri yang telah dipermainkan para hantu. Ia merasa marah dan sangat terobsesi dengan siaran live streamingnya. Aktingnya patut diacungi jempol apalagi ketika ia muncul pada bagian pembuka film.

Tidak semua scene hantu adalah kebaruan dalam dunia film horor. Ada jump scare yang memang sudah basi saking banyaknya dipakai seperti hantu yang berlari menghampiri dari depan. Tetapi hal ini tidak dapat mengurangi intensitas horornya. Rasanya tetap mengerikan, melihat sesuatu seperti mayat yang berjalan pelan kemudian berlari kencang. Cukup kaget juga.

Karena film ini seakan-akan adalah siaran langsung dari sebuah channel horor, maka kita tidak akan menemukan editing yang memikat. Film juga tidak dibuat seakan suram seperti pada umumnya colouring film horor tetapi justru ditampilkan apa adanya. Dari film ini, kita bisa memetik nasihat untuk tidak bersikap takabur atau sombong di tempat angker. Meski sebenarnya moral cerita seperti ini sudah umum bagi film-film horor lainnya, tetapi Gonjiam Haunted Asylum tetap berhasil membuat terkesan. Apalagi pada scene ketika satu per satu dari kru maupun bintang tamu berada dalam ruangan tanpa pintu maupun jendela hingga tidak bisa keluar selamanya… bikin merinding.

Script: 6/10
Story: 8/10
Acting: 7/10
Cinematography: 8/10
Sound: 8/10

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect