Connect with us
ghost writer indonesia review

Film

Ghost Writer Review: Ketika Hantu Menulis Novel

Film dengan naskah yang matang ini berhasil menciptakan standar baru bagi film Indonesia dengan genre serupa.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Ghost Writer adalah satu dari empat film dalam negeri yang dirilis bersamaan pada tanggal 4 Juni 2019. Total bulan ini saja akan rilis 10 film produksi Indonesia. Bisa ditebak dari judulnya, Ghost Writer bergenre horor. Film yang disutradarai Bene Dion Rajagukguk ini tak sekadar horor biasa melainkan horor yang dibalut komedi dan drama. Judulnya sendiri juga dapat diartikan secara harafiah sebagai penulis bayangan. Di film ini, penulis bayangannnya benar-benar seorang hantu.

Naya (Tatjana Saphira) dan adiknya, Darto (Endy Arfian) baru saja pindah ke kontrakan yang baru. Kontrakan itu harganya murah tapi ukurannya besar sekali. Darto sudah mengungkapkan kecurigaannya pada sang kakak. Tapi Naya bersikukuh tak ada yang aneh dengan rumah itu. Ternyata Darto benar. Rumah yang mereka huni berhantu. Ada seorang pria muda yang bunuh diri dan gentayangan di dalamnya yaitu Galih (Ge Pamungkas). Galih merasa kesal karena Naya membaca buku hariannya. Lebih kesal lagi ketika tahu Naya ingin menjadikan kisah hidupnya sebagai bahan pembuatan novel.

Kehadiran Naya dan Darto turut mengundang kekesalan Bening (Asmara Abigail) adik dari Galih. Ia melakukan beragam cara, tentunya khas hantu, untuk mengusir kedua kakak beradik itu dari rumah keluarganya. Namun Naya bersikeras tinggal di sana karena telah membayar biaya kontrak selama satu tahun. Ia juga tak punya pilihan lain selain mengusik privasi Galih dengan menjadikan buku hariannya sebagai bahan pembuatan novel. Naya sedang butuh uang. Sudah tiga tahun ia kekeringan ide dan sinopsis yang ia ajukan ke penerbit selalu ditolak. Sebenarnya Naya mendapat tawaran bantuan dari sang kekasih Vino (Deva Mahenra) yang selalu ia tolak.

Namun setelah menyelami kisah hidup Galih, akhirnya Naya menyadari betapa kompleks kehidupan sang hantu saat masih hidup. Galih tak sengaja membuat Bening terbunuh yang membuat kakak beradik itu gentayangan sampai sekarang. Darto juga tidak setuju untuk tetap tinggal di rumah berhantu dan berusaha mencari bantuan dukun. Bersama sang teman, Darto justru terjebak di kamar mandi ketika Bening sedang mengamuk. Namun sebenarnya inilah salah satu scene paling lucu di sepanjang film.

Ghost Writer tidak setengah-setengah dalam memberikan suguhan komedi. Naskahnya terasa matang dan dialog-dialognya juga segar. Bahkan ketika Naya dan Galih berdialog. Meski keduanya memang muka datar, kita akan tetap terpingkal-pingkal. Mungkin scene-scene yang melibatkan Bening terasa sedikit seram. Apalagi dengan permainan kamera yang unik layaknya pandangan hantu yang melayang. Tetapi ketika Bening satu scene dengan Darto, di situlah tawa penonton pecah berkeping-keping.

Penggunaan kosa kata slang atau yang cenderung jorok makin menambah geli. Misalnya menggunakan kata “berak” atau “tai”. Kosa kata ini bukan digunakan untuk memaki melainkan gambaran keadaan sesungguhnya. Sesuatu yang sebenarnya sesuai dengan realita dan dapat kita alami di kehidupan sehari-hari dikemas apa adanya menjadi sesuatu yang sangat lucu. Gambaran khas lainnya ada pada scene ketika Darto dan sang teman sedang menikmati majalah porno dan justru kembali diganggu Bening. Alhasil, Darto terjepit lemari.

Para aktor maupun aktrisnya kebanyakan tidak berusaha untuk melucu meski akhirnya terjebak dalam situasi lucu. Misalnya ketika Naya berusaha berkomunikasi dengan hantu Galih. Ia justru mengobrol lewat tulisan di tembok yang akhirnya terasa seperti chatting di Whatsapp. Ketika Galih tak juga muncul, Naya memanggilnya dengan mengatakan “Piiiing?” merujuk pada aplikasi chatting BBM.

Sebenarnya Ghost Writer tak melulu melucu saja, ada pula sisi yang mengharu biru. Misalnya ketika Bening berusaha menghentikan upaya bunuh diri yang dilakukan Galih. Tentu saja Bening tak mampu karena ia sudah menjadi hantu. Scene ini mengingatkan kita pada film Korea, Hello Ghost (2010) yang sangat menyayat hati. Di saat scene-scene sebelumnya membuat kita tertawa, scene ini justru mengubah suasana hati penonton untuk langsung bersedih. Emosi kita seperti dibawa naik turun oleh roller coaster.

Sebenarnya sudah banyak film bergenre horor di Indonesia. Tapi horor komedi yang selucu ini mungkin hanya Ghost Writer. Secara keseluruhan, Ghost Writer sudah sangat bagus dan berhasil menciptakan standar baru bagi film dengan genre serupa untuk penonton remaja.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect