Connect with us
Empowering Movies for International Women’s Day 2020
Little Women (2019)

Cultura Lists

Empowering Movies for International Women’s Day 2020

Rekomendasi film untuk memperingati International Women’s Day 2020

Ada banyak kritikan yang diberikan pada acara-acara penghargaan film di tingkat internasional. Terutama soal minimnya apresiasi terhadap pekerja kreatif yang berjenis kelamin perempuan. Bila kita kritisi lebih jauh, karakter perempuan yang diangkat di layar lebar pun terlihat buruk. Perempuan seringkali hanya berperan sebagai istri atau kekasih seseorang. Karakter perempuan juga digambarkan berdasarkan stereotip tertentu. Mereka dicap lemah, hanya mengerjakan pekerjaan domestik, dan histeris.

Padahal tentu saja perempuan pun dapat digambarkan dengan kepribadian yang lain. Perempuan dapat menjadi karakter yang cerdas, kuat, pintar, berani, cekatan, pekerja keras, dan lainnya.

Karakter perempuan di dalam film tidak harus terlihat hubungan romantis atau menjadi pihak yang diselamatkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Common Sense Media, sebuah LSM independen, media mampu memengaruhi pola pikir penontonnya. Termasuk cara pandang mereka mengenai peran gender.

Baca Juga: Seksisme dalam Film India: Gambaran dari Realita

Media membuat penontonnya menganggap identitas maskulin lebih dihargai dibanding identitas feminin. Perempuan juga digambarkan agar peduli pada penampilannya dan memberikan toleransi pada pelecehan seksual. Sebab, media seringkali menggambarkan jokes-jokes seksis sebagai hal yang tak perlu dianggap serius. Namun dengan berjalannya waktu, industri perfilman berubah perlahan. Mereka mulai mengubah bagaimana lelaki dan perempuan digambarkan agar lebih relevan. Salah satu yang mengikuti langkah tersebut adalah film terbaru James Bond.

Erin Brokovich (2000)

Film ini merupakan kisah nyata hidup seorang Erin Brokovich. Ia adalah seorang single parent dengan tiga anak, tagihan rumah sakit, dan latar belakang akademis yang kurang memadai. Tetapi ia menjadi seorang asisten pengacara terlepas dari caranya yang kurang baik. Penampilan dan sikapnya membuat orang memandangnya sebelah mata. Ia berjuang untuk memenangkan kasus gugatan pencemaran lingkungan terbesar di Amerika.

Brave (2012)

Bila selama ini kita dicecoki dengan film mengenai putri yang menunggu diselamatkan pangeran, maka Merida berbeda. Sang putri justru tidak mau tunduk pada patriarki maupun monarki. Ia menentang tradisi dan ingin hidup tanpa suami. Merida juga digambarkan tidak dengan standar kecantikan umumnya. Ia berambut merah, keriting, dan pandai dalam berolahraga. Sikap Merida bertentangan dengan keinginan orangtuanya sehingga membuat mereka menjadi terpecah.

Queen of Katwe (2016)

Phiona adalah seorang anak perempuan yang hidup miskin di pemukiman kumuh di Uganda. Setelah diajari bermain catur, ia akhirnya menemukan jalan untuk mengubah hidupnya. Kecerdasannya dalam bermain catur menginspirasi anak-anak perempuan lainnya untuk menyadari ada sesuatu yang patut diperjuangkan. Seorang perempuan bisa menjadi apa saja, tak hanya mengurus keluarganya.

Mona Lisa Smile (2003)

Di tahun 1953, seorang dosen muda bernama Katherine mengajar di kampus swasta khusus perempuan. Ternyata mahasiswi yang ia ajar pintar-pintar karena telah menghapal isi buku maupun silabus mata kuliah yang ada. Katherine pun berusaha kreatif untuk mengajarkan hal lain. Ia mendorong para mahasiswi berdiskusi agar mereka lebih kritis dan tak hanya bercita-cita untuk menikah setelah lulus kuliah. Katherine pun dikritik karena pandangannya.

The Help (2011)

Eugenia adalah seorang penulis muda yang memiliki teman di kalangan sosialita. Ia menyadari bahwa orang-orang di lingkungannya berlaku rasis terhadap asisten rumah tangga mereka yang notabene ras kulit hitam. Eugenia pun akhirnya mengetahui bahwa ibunya juga bersikap sama. Ia pun terdorong untuk mewawancara para perempuan ras kulit hitam tersebut. Hasilnya dibuat untuk menulis buku yang diterbitkan secara anonim.

Little Women (2019)

Film ini berkisah tentang empat perempuan kakak beradik yang memiliki kepribadian beragam. Mereka berjuang untuk melawan stigma di masa itu. Saudara pertama mengejar impiannya sebagai penulis, saudara kedua menjadi pelukis, sementara saudara ketiga menikah dengan seorang guru. Selain memperjuangkan hidup masing-masing, mereka bersatu kembali karena saudara keempat yang sakit parah.

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Marlina adalah seorang perempuan yang hidup di Sumba. Ia baru saja kehilangan suaminya ketika rumahnya disatroni tujuh perampok yang berusaha melakukan perkosaan. Namun Marlina tidak menyerah dan mempertahankan harga dirinya. Ia membunuh para perampok itu dan menyisakan kepala sang bos perampok untuk dibawa. Film ini diputar di berbagai festival film bergengsi dan masuk seleksi di 3 negara.

Related Articles: 

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect