Connect with us
elite squad review
Elite Squad (2010)

Film

Elite Squad (Tropa de Elite) Review

Melalui Elite Squad, José Padilha memperlihatkan bahwa masih banyak petugas kepolisian yang memiliki komitmen kuat untuk menyelamatkan generasi muda.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dengan setting kota Rio de Janeiro sekitar tahun 90an, Elite Squad (Tropa de Elite) menceritakan sepak terjang BOPE melawan pengedaran narkoba dan polisi-polisi kotor. BOPE adalah satuan pasukan elite khusus polisi Brazil yang dibentuk untuk menangani kasus-kasus tertentu yang berat. Masalah perdagangan narkoba yang semakin merajalela di Rio de Janeiro serta masalah perdagangan senjata ilegal yang ternyata melibatkan pihak kepolisian Brazil menjadi fokus utama tugas pasukan ini. Selain itu juga menjadi pasukan keamanan khusus untuk para petinggi luar yang berkunjung ke negeri samba, termasuk Paus. Tahun 1997, Paus melakukan kunjungan untuk yang ke 3 kalinya ke Brazil. 3 bulan sebelum kunjungan itu, Kapten Nascimento (Wagner Moura) harus menyiagakan pasukannya untuk mengamankan daerah-daerah tertentu yang akan menjadi lokasi kunjungan Paus.

Elite Squad 2007 Review

Kapten Nascimento

Penonton digiring mengikuti dua plot tumpang tindih yang saling berhubungan. Plot pertama mengikuti kisah hidup Kapten Nascimento menyusuri sisi gelap Rio de Janeiro bersama pasukan elitnya untuk membasmi dan mengamankan kota dari ‘sampah-sampah’ masyarakat para pengedar narkoba. Nascimento juga menemukan banyak pelajar dan mahasiswa yang terlibat dengan bisnis kotor ini. Plot kedua adalah tentang Neto (Caio Junqueira) dan Andre Matias (André Ramiro), polisi yang baru saja diangkat menjadi staf tetapi merasakan adanya kebobrobkan sistem dan mental dari banyak petugas polisi di sekitar mereka yang justru menjadikan jabatannya untuk mementingkan diri sendiri dengan menjadi ‘polisi kotor’. Tidak hanya menjadi jaringan untuk kelancaran peredaran narkoba, para polisi kotor ini juga menjadi pemasok senjata ilegal bagi para pengedar narkoba.

Film yang terinspirasi sebuah buku berjudul Elite da Tropa ini seakan membawa mata penonton menuju realita sesungguhnya yang terjadi di Brazil, khususnya kota Rio, yang dijadikan arena perang batin, konflik, juga perang melawan preman dan pengedar narkoba bersenjata.

elite squad 2007 review

Neto & Andre Matias

Sebagai kapten BOPE dalam seragam berwarna hitam dan berlambang tengkorak serta sangat ditakuti oleh para penjahat, Nascimento mungkin akan terlihat sebagai laki-laki tangguh dan tagas yang memimpin sekawanan mesin pembunuh. Namun dibalik itu, ia adalah seorang suami yang sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Keluhan istri dan beban akan menjadi seorang ayah membuat Nascimento stres, dilema, dan mempengaruhi kinerjanya di BOPE. Nascimento akhirnya memutuskan untuk meninggalkan profesinya, tapi sebelumnya ia harus mencari pengganti yang ideal. Sambil mencari, ia harus menyelesaikan tugas berat. Paus John Paul II akan berkunjung ke Rio dan BOPE punya misi untuk membersihkan perkampungan Rio dari “kotoran”. Di babak inilah kedua plot kemudian menjadi satu kesatuan. Ketertarikan Andre dan Neto pada pasukan khusus ini membuka kesempatan bagi Nascimento untuk segera menemukan penggantinya.

Seperti dalam City of God, film ini berusaha jujur mengangkat realita yang menjadikannya terlihat begitu nyata dan memang sedang terjadi hingga saat ini. Jika dalam City of God penonton disuguhkan bagaimana siklus peredaran narkoba dari sudut pandang pelaku bisnisnya. Film Elite Squad ini justru dari sudut pandang sebaliknya. Bagaimana keseriusan pemerintah Brazil membentuk pasukan elite khusus yang sangat berkomitmen untuk menghentikan siklus narkoba tentu adalah langkah serius, justru menjadi ironi saat keseriusan itu dipecundangi dengan ulah para petugas polisi itu sendiri yang membiarkan bisnis itu berjalan aman, menjadi pihak yang bertanggung jawab memberikan ‘keamanan’ untuk keberlangsungan bisnis itu dan bahkan membekali para pelaku bisnis dengan memperjualbelikan senjata yang dipasok justru untuk keamanan.

Elite Squad (2007) berhasil menjabarkan dengan baik skenario yang ditulis Bráulio Mantovani, José Padilha, dan Rodrigo Pimentel menjadi sebuah cerita yang begitu menarik, ditambah pengambilan gambar yang apik oleh Lula Carvalho. Naskah film ini berhasil memberikan kisah-kisah berbagai kepribadian manusia. Semuanya ditampilkan dengan sempurna, tanpa terasa berlebihan dan dipaksakan. Naskah film ini juga mendapatkan nominasi Best Screenplay, Original di Cinema Brazil Grand Prize 2008, penghargaan film Brazil yang disetarakan dengan Academy Award.

Akting maksimal Wagner Moura sebagai Kapten Nascimento begitu menyakinkan. Salah satu adegan yang cukup memorable adalah ketika dia berkali-kali menampar wajah salah satu pengguna narkoba. Atas perannya dalam film ini, Moura diberikan penghargaan aktor terbaik dari Cinema Brazil Grand Prize 2008. Berbicara mengenai tekhis film ini memberikan semua yang terbaik, cinematography handheld yang memberikan suguhan realita untuk penonton layaknya film dokumenter kriminal, editing dan sound yang digarap baik serta soundtrack yang berhasil menambah ketegangan film. Cinema Brasil Grand Prize 2008 juga memberika penghargaan untuk Sutradara terbaik bagi José Padilha, aktor pendukung terbaik untuk Milhem Cortaz, serta untuk sinematografi, editing, sound dan penata rias terbaik.

Elite Squad berlanjut dengan sebuah sekuel dalam Elite Squad: The Enemy Within (2010) yang lebih fokus pada karakter Andre Matias.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect