Connect with us
Bridgerton
Netflix

TV

Bridgerton Review: Arti Cinta Sejati yang Tak Selalu Sempurna

Drama sejarah dengan romansa, skandal, dan gemerlap pesta masyarakat terhormat.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Bridgerton” merupakan Netflix Original Series yang rilis pada 25 Desember 2020 lalu. Diadaptasi dari novel berjudul serupa karya Julia Quinn, serial ini berlatar pada Era Regency di Inggris, sekitar tahun 1820-an. Dimana para perempuan menggunakan gaun mewah dengan korset, dan pria menggunakan setelan klasik, elegan, dan menunjukan wibawa. Dimana kehormatan adalah sesuatu yang dipegang teguh oleh masyarakat kelas atas, sebagai harga diri untuk mendapatkan pasangan terbaik dan jaminan hidup nyaman.

Kisah akan berpusat pada keluarga terpandang di London, keluarga Bridgerton, yang dikaruniai oleh tujuh anak rupawan. Dalam musim ini, keluarga Bridgerton sedang mempersiapkan putri pertamanya untuk menikah, Daphne, perawan tercantik musim ini yang telah diakui sendiri oleh Sang Ratu. Daphne sendiri berharap untuk menemukan pasangan sempurna untuk memiliki pernikahan yang sempurna seperti ibu dan ayahnya.

Bridgerton Review

Liam Daniel/Netflix

Produksi Maksimal Menghadirkan Era Regency di Inggris pada Tahun 1820-an

Seperti halnya serial drama berlatar sejarah lainnya di Netflix, “Bridgerton” juga dihadirkan dengan produksi yang tidak main-main. Kita akan melihat Era Regency di Inggris direalisasikan secara detail dan maksimal. Mulai dari desain kota, toko, taman, hingga desain interior rumah klasik dengan berbanyak perabotan yang detail. Begitu juga dengan desain kostum yang modis, menawan, dan semarak. Meski memiliki gaya yang dari era yang sama, setiap karakter memiliki desain yang berbeda disesuaikan dengan penokohan masing-masing.

Misalnya perbandingan antara Daphne dengan karakter perempuan lainnya. Daphne sebagai “berlian” musim tersebut digambarkan memiliki kecantikan yang alami. Dengan riasan yang natural dan gaun yang minim detail, memancarkan kesempurnaan alami, kemurnian, dan keanggunan.

Berbeda dengan mayoritas gadis lain yang terlihat berusaha keras dengan tampil menor, riasan rambut dengan bunga berlebihan, dan gaun yang terlalu mencolok. Begitu juga dengan Simon Barrett, Duke of Hastings, dengan setelan dengan buntut yang panjang, berlayer, dengan kancing terbuka, sesuai dengan karakternya yang pemberontak namun tetap menawan.

Bridgerton

Netflix

Kita juga akan melihat banyak pesta dalam serial ini, setiap pesta selalu memiliki dekorasi dan tema yang variatif. Mulai dari pesta indoor di hunian klasik, hingga pesta outdoor dengan desain taman dan lampu gemerlap yang memukau pada malam hari.

Penulisan Cerita yang Memaknai Cinta dengan Arti Sesungguhnya

Ada banyak nilai moral dan sosial yang mungkin akan terasa tidak relevan bagi kita dalam serial ini. Salah satu yang paling jelas adalah bagaimana keperawanan seorang perempuan merupakan kehormatan yang harus dijunjung tinggi pada Era Regency. Bahkan untuk melindungi kehormatan anak perempuannya, seorang ibu akan menyembunyikan informasi seputar seks sebelum anaknya menikah. Hal ini akan membuat kita cukup bingung pada beberapa babak cerita, dimana karakter tertentu terlihat sangat buta, menimbulkan kesalahpahaman berujung konflik.

Sebagai penonton, kita harus memahami nilai-nilai yang masih dipegang oleh masyarakat pada masa tersebut akan mengerti esensi dari setiap perbincangan antar karakter. Bagi orang modern, beberapa konflik yang muncul mungkin tampak konyol dan sepele. Persiapkan diri untuk menguras hati dengan perdebatan akan cinta ala opera sabun klasik yang cukup melelahkan. Namun, pada akhirnya kita akan memahami makna dari cinta sejati yang tidak sempurna.

Bridgerton Netflix

Netflix

Adapun hal yang menarik dari kisah “Bridgerton” adalah bagaimana cinta dan pernikahan merupakan hal yang berbeda. Pada masanya, kebanyakan perempuan-perempuan menikah untuk mendapatkan perlindungan, finansial, hingga status sosial dari seorang suami. Sementara cinta memiliki konsekuensi yang lebih besar, bahkan mengharus kita untuk mengorbankan sesuatu. Namun, tidak mustahil untuk mendapatkan keduanya ketika kita tidak terus mencari kesempurnaan, dengan memilih apa yang paling tepat dengan segala kekurangannya.

Latar Sejarah yang Dimodifikasi Agar Lebih Fresh dan Relevan untuk Penonton Modern

Serial adaptasi novel ini memiliki konsep produksi dan nuansa yang fresh dan gemerlap. Hal ini membuat produser dan penulis serial “Bridgerton” memodifikasi beberapa karakter. Modifikasi yang paling menonjol adalah ras dari karakter yang ditampilkan. Ketika seorang Ratu dan keluarga bangsawan dengan status tertinggi diperankan oleh aktor kulit hitam. Memberikan sentuhan fantasi yang terasa dekat dengan masa modern, dimana ras tidak lagi menjadi alasan untuk mendapatkan status sosial. Perubahan ini memberikan keragaman yang terasa lebih fresh sepanjang serial ini.

Diselipkan juga musik-musik pop dengan aransemen ulang bergenre klasik pada setiap episode. Mulai dari ‘thank you, next’ dari Ariana Grande, ‘bad guy’ dari Billie Eilish, dan masih banyak lagi. Peleburan antara materi sejarah dan modern yang dipadukan dalam produksi serial ini melahirkan signature baru untuk serial “Bridgerton”, tanpa menghilangkan esensi cerita yang penting dalam penulisannya.

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Connect