Connect with us
apa itu bossa nova

Music

Bossa Nova: Primadona yang Terbuang dari Tanah Samba

Dari awal kemunculannya, musik asli dari Brazil ini selalu dikaitkan dengan sarana hiburan musik untuk kelas menengah-atas hingga saat ini.

Bossa nova merupakan musik yang lahir di Brazil sekitar tahun 1950an yang berakar dari musik tradisional Brazil, Samba, dengan pengaruh kental dari musik Jazz populer. Musik ini sangat digemari di negara asalnya hingga pertengahan tahun 1960an. Musik ini sangat populer di kalangan mahasiswa pada saat itu dan sering dimainkan di bar, kafe, dan restoran yang berada di pesisir.

Instrumen musik yang digunakan dalam lagu-lagu Bossa nova adalah gitar klasik, drum perkusi, cabasa, surdo, dan clave. Lalu, para penyanyi bossa nova biasanya para penyanyi yang memiliki gaya menyanyi yang mirip dengan opera. Adapun gaya bernyanyi lain yang cukup populer dikalangan pencinta bossa nova yaitu dengan suara nasal seperti orang-orang Cabolco yang berasal dari timur laut Brazil.

Selain kedua hal tadi, lirik juga menjadi poin yang cukup sentral untuk diamati. Kebanyakan lirik dari lagu-lagu Bossa nova mengambil tema utama seperti cinta, alam, wanita, dan juga kerinduan akan tanah kelahiran yang jauh akan dunia politik.

Uniknya, pada masa awal perkembangannya, relevansi lirik-lirik yang ditulis menggambarkan kehidupan kelas menengah-atas negara Brazil yang sangat menjadi anomali karena kebanyakan masyarakat Brazil adalah kelas pekerja dan hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini mungkin dapat dipahami karena para pionir musik ini seperti Joao dan Astrud Gilberto, Stan Getz, Vinicius de Moraes, dan Antonio Carlos Jobim memang berasal dari kalangan berada dan terpelajar yang memimpikan kehidupan santai.

Di Brazil sendiri, musik ini pernah meredup pada pertengahan tahun 1964 ketika terjadinya konflik politik dan musik yang populer pada saat itu adalah Música popular brasileira. Música popular brasileira adalah musik yang sangat mengakar dari Samba yang menjadi ciri musik di Brazil dan lirik-liriknya mengandung unsur politis tentang perjuangan kelas pekerja. Secara tidak langsung, keberadaan musik aliran ini menjadi oposisi bossa nova dari segala aspek termasuk makna dari lirik dan juga musik yang lebih merangkul kelas menengah-bawah.

Sayangnya, setelah ketegangan di Brazil selesai, Bossa nova tetap belum bisa kembali mengambil hati para pecinta musik di negara asalnya seperti pada awal kemunculannya. Kebanyakan masyarakat Brazil mulai meninggalkan musik ini karena dirasa sudah tidak merepresentasikan kebudayaan Brazil dengan banyaknya campur tangan musisi-musisi luar negeri. Sehingga, label tidak otentik disematkan pada musik ini oleh masyrakat Brazil sendiri. Selain itu, liriknya yang membuai kehidupan yang santai dalam kemewahan menjadi alasan lain kenapa bossa nova mulai kurang diminati.

Di sisi lain, penolakan-penolakan yang terjadi di tanah Samba tidak sejalan dengan penerimaan komunitas musisi Jazz di Amerika Serikat. Di negara paman Sam, bossa nova menjadi primadona baru di pertengahan tahun 1965 hingga 1970an. Mengutip dari artikel dari Tirto, kepopuleran Bossa nova yang kian menanjak diakibatkan oleh kejenuhan pencinta Jazz di Amerika Serikat dengan dominasi free jazz yang dimotori oleh John Coltrane. Oleh karena itu, banyak musisi-musisi Jazz yang mulai berkesperimen dengan memasukkan unsur bossa nova pada karya-karyanya semenjak saat itu.

Dari awal kemunculannya, musik “asli” dari Brazil ini selalu dikaitkan dengan sarana hiburan musik untuk kelas menengah-atas hingga saat ini. Pada zaman sekarang, suasana nyaman dan asri yang di bawa Bossa nova selalu dijadikan sebagai latar musik di tempat kopi-kopi populer yang menawarkan kenyamaan dalam menghabiskan waktu di tempat tersebut. Sehingga, kita dapat berasumsi bahwa memang benar adanya jika musik ini dapat dikatakan sebagai musiknya orang-orang untuk kalangan mampu. Hal ini dikarenakan tidak semua orang dapat berkunjung ke tempat seperti itu yang notabene memiliki sajian yang cukup menguras kocek.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect